Life begin at 40
Pasti sudah tidak asing dengan ungkapan 'life begin at 40.' Meski rasanya tidak adil dengan ungkapan tersebut yang seakan menyepelekan perjuangan selama ini. Sebelum usia mencapai 40 pun, air mata, keringat sudah mewarnai hidup ini.
Selain ungkapan tadi, usia 40 makin
istimewa di mana Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu pertama. Juga menjadi satu-satunya usia yang disebutkan dengan jelas dalam
Al-Quran. Pada Surat Al-Ahqaf. Surat ke-46 ayat 15, disebutkan: Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat
baik kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapih selama
tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya
mencapai empat puluh tahun, dia berdo’a, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar
aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau limpahkan kepadaku dan kepada
orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan
berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku
bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.”
Menjadi 40
Beberapa tahun terakhir saya diingatkan oleh banyak peristiwa yang mulai membuat saya berpikir tentang ‘kesakralan’ usia kepala empat ini. Saya mengistilahkannya kepala empat dibanding empat puluh. Karena tidak serta merta pada saat memasuki empat puluh tiba-tiba terjadi ‘sesuatu.’ Namun pada rentang itu. shit happen!
Perubahan mendadak banyak terjadi di usia kepala empat yang memaksa untuk membuat keputusan pragmatis. Seperti yang dialami oleh Bapak. Pada usia 49 tahun, Bapak memutuskan pensiun dini. Baginya pilihan itu lebih baik dibanding pilihan lannya. Keputusannya tentu memberikan dampak besar bagi kehidupan kami semua.
Bapak bukan satu-satunya orang yang saya tahu yang mendapat ‘sambaran petir’ di usia kepala empat. Sambaran petir memang tidak semuanya membuat buruk. Sesuai hakikatnya energi dari petir membawa kehidupan baru. Jika berbicara soal petir saya jadi teringat dengan pelajaran dalam kimia anorganik mengenai fiksasi nitrogen. Tapi kita sekarang tidak sedang berbicara itu. Jadi mari kita bicara lagi tentang kesakralan usia kepala empat.
Di usia 45 tahun, sebut saja S, mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi mengisi kekosongan jabatan. Kali ini perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan yang terpilih untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut. S bisa melalui dengan baik. Menyisihkan kandidat yang lain. Saya sendiri tidak terlalu terkejut jika S bisa mendapatkan promosi itu, mengingat S adalah seorang yang cerdas dan ulet.
Kejenuhan dan perasaan sudah tidak cocok di rasakan P di tempat kerja lamanya. Usia P saat itu 42 tahun. Ditengah kejenuhan tadi, P mendapat tawaran dari mantan atasannya untuk bergabung di perusahaan baru. Kepindahan itu memberikan penyegaran pada kehidupan P, selain mendapat fasilitas dan gaji baru tentunya.
Pak W, bekerja sebagai buruh bengkel di pabrik. Tahun 1998 pabrik di mana Pak W bekerja terkena imbas krisis hingga gulung tikar. Dalam keadaan terdesak, Pak W memutuskan menjadi freelance. Menerima panggilan untuk perbaikan mesin dari pabrik ke pabrik yang masih beroperasi. Keputusan Pak W, ketika dia berusia 45 tahun rupanya menjadi milestone bagi dia. Sekarang dia cukup bahagia dan masuk pada daftar crazy rich Babakan Ciparay.
Ada yang mendapat promosi, pindah suasana menjadi lebih baik. Lompatan Perubahan yang tidak hanya berdampak pada pekerjaan saja, tetapi pada semua kehidupannya.
Ada yang melompat naik tingkat, tak sedikit juga yang melompat terjun bebas di usia kepala empat. Jika Pak W, usia 45 menjadi pengusaha. Mang Y, di usia kepala empat harus menghadapi keputusan dipecat dengan tidak hormat sebagai ASN. Ketahuan memiliki istri lebih dari satu, indisipliner dan pelanggaran lainnya selama dia menjadi abdi negara.
Deja
Vu X Kesempatan kedua
Life really does begin at forty. Up until then, you are just doing research – Carl Gustav Jung
Menyikapi perjuangan sebelum usia empat puluh, it’s not a teaser. Buat a research.
Bagi saya pribadi di usia kepala empat seperti deja vu. Beberapa peristiwa di masa lampau, kembali hadir. Entah itu dibawa dengan orang yang sama. atau peristiwa yang mirip terjadi tetapi para pelakunya berbeda. Saya merasa beruntung. Masih diberikan kesempatan untuk mengulang.
Jika hidup diibaratkan sebuah institusi pendidikan. Sekolah. Maka, di usia ini saya mendapat kesempatan untuk mengulang dan memperbaiki. Bahkan di usia ini saya bisa menyelesaikan kuliah yang tertunda. Saya sudah melupakan untuk melanjutkan studi dikarenakan berbagai sebab. Ternyata pada usia ini, Tuhan memberikan kesempatannya.
Kilas Balik
Saya teringat dengan pesan si Teteh, dia mengatakan jika di usia kepala empat tidak bisa improve, memperbaiki diri. Kemungkinan sisa hidupnya akan gagal. Teteh mengalami shock therapy pada usia 42 tahun. ‘Dipaksa’ mengambil tawaran pensiun dini, dikarenakan terkena penyusutan di perusahaan. Kemudian bercerai karena selama masa pernikahan suaminya berselingkuh dan terjerat utang. Berkali-kali Teteh membayar hutang-hutang suaminya. Berkali-kali Teteh mema’afkan perselingkuhan demi anak. Kali ini Teteh mengambil langkah berbeda.
Dua tahun setelah bercerai Teteh menikah kembali. Kehidupannya lebih tenang. Tidak ada drama perselingkuhan dan para penagih hutang.
Setelah hamir tujuh tahun pernikahan siri yang disembunyikan oleh Bapak R, akhirnya tak sengaja terkuat. Nyonya M, sangat terguncang. Tidak menyangka suaminya yang seorang tenaga pendidik setega itu melakukannya.
Aku yang belum umur 40, masih hampir kayaknya harus siap-siap. Gimana rasanya kesempatan kedua, haha.
BalasHapusIt will be fun. Angka 4 yg fenomenal
HapusNuhun sudah mampir
Iya juga kalau mau bilang di umur 40 tahun itu kesempatan kedua bagaimana dengan 40 tahun yang penuh perjuangan sebelumnya. :)
BalasHapusMungkin akan menuai hasil apa yang diperjuangkan. Salam
HapusIni reminder buatku untuk lebih hati2 saat tahun depan memasuki kepala 4 :). Jujurnya sedih iya, Krn umur semakin berkurang, tapi juga tertantang, pencapaian apa yg bisa aku raih di kepala 4 nanti :).
BalasHapusMasih banyak target2 yang belum tercapai. Dan semoga di kepala 4, masih diberi kesempatan untuk bisa mewujudkan mimpi2 yang kepending, Trutama gara2 pandemi ini :). Pengennya, kepala 4, harus tetep bisa tampil muda, semangat dan elegan, ga serampangan lagi hahaha
Apa yang akan terjadi di usia kepala 4? Pastinya it will be exciting.
HapusHappy journey