Meskipun prediksi ini tidak akurat, karena hanya hasil pantauan dari status BBM, Facebook, Twitter semata. Tapi entah lah, otak saya ini memang termasuk otak kekinian yang mainstream. Kadung mempercayai tulisan-tulisan pendek galau yang tersebar dengan cepat melebihi kecepatan cahaya. Padahal mungkin saja ketika dia menulis betapa merana dirinya ter-delcont. Dia menulisnya sambil berpesta pora. Who know. Siapa tahu. Tahu bulat lima ratusan.
Ini cerita saya yang ter-delcont dengan tiba-tiba dan membuat dunia saya....
Ya, biasa-biasa juga sih, tapi meski biasa izinkan saya berbagi dengan anda. Da aku mah apa atuuuh... hanya rakyat jelita yang terdampar di semesta raya.
Kami dipertemukan oleh Tuhan karena alasan geografis. Erik,
Ibang dan saya. Rumah tinggal kami ada dalam satu kelurahan, satu jurusan
angkot, berbeda RW. Agak sulit mengelak kalau kami tidak mengakui sebagai teman
satu sama lain. Soalnya berbagai macam kesempatan seolah-olah semesta
mempertemukan kami terus-terusan. Jadi tidak ada alasan kami untuk menolak
kuasa alam.
Ketika saya dan Ibang masih menggunakan HP "Nukieu",
Erik sudah menggenggam telpon pintar keluaran paling baru (saat itu). Ah,
pokoknya Erik itu mengganti-ganti gagdet semudah membeli gorengan. Beda dengan saya atau Ibang. Ada gadget baru keluar paling kita bisanya puasa
aja. Puasa menahan keinginan. Da atuh, gimana
coba.
Boleh lah urusan kekayaan diantara kami Erik paling tajir.
Meski dengan sangat hormat, baik saya dan Ibang tidak pernah sedikit pun
menyandarkan nasib pertemanan kami dengan sokongan dana dari Erik. Tidak
pernah, karena kami tahu Erik itu pelit. Hehehehe...
Untuk urusan asmara, Ibang adalah juaranya. Sulung dari 12
bersaudara ini memang paling bisaan.
Semenjak saya kenal dia, belasan wanita mengaku menjadi teman dekatnya. Lalu
tak lama setelah lulus kuliah dia mempersunting Fatma. Teman kuliahnya, seorang
perempuan pintar asal Cianjur, juara lomba debat.
Ok saya tahu pemikiran saudara-saudari pembaca yang budiman.
Saya kalah telak kan dibanding mereka. Ya, saya kalah dalam urusan ketajiran
maupun asmara. Tapi biarlah, orang sabar disayang Tuhan.
Jumat sore, saya mendapat telpon pengaduan dari Erik. Sepatu
baru yang dibeli di Jalan Riau minggu lalu, malahan mah saya pisan yang nganterin beli sepatunya juga. Hilang pada saat
jumatan. Atas dasar apa Erik ini jumatan pake sepatu baru? Kalau untuk sekedar
pamer, riskan sekali. Mau riya di hari Jumat, azab langsung dibayar
kontan.
Berita duka cita ini, rencananya mau langsung saya laporkan
via BBM. Tetapi tiba-tiba saja kontak atas nama Ibang sudah menghilang. Sekali
lagi saya cari. Eh, beneran sudah tidak ada. Tanpa pikir panjang saya langsung
menelpon Ibang. Bukan mempertanyakan soal kontaknya yang hilang tapi berita
duka cita ini harus segera disampaikan.
Ketika terhubung Ibang langsung mengambil alih pembicaraan.
Belum sempat saya kabarkan berita kehilangan sepatu Erik yang harga aslinya 3
juta sekian setelah didiskon menjadi 1 juta sekian dan itu pun nganjuk menggunakan kartu kredit. Mengenaskan bukan?
"Bi, ma'af kontak kamu saya deleted,"
Ibang langsung meminta ma'af.
"Oh ya, kenapa?" saya jadi penasaran.
"Duuuh, aku tidak tahu alasannya apa, tapi Fatma minta
agar saya tidak menyimpan kontak kamu."
Saya langsung terdiam. Otak saya muter-muter sampai lupa
menyampaikan berita duka cita.
"Saya tidak tahu Bi, tapi kehamilan yang kedua ini
benar-benar aneh. Fatma cemburu sekali sama kamu."
"Kok bisa?? Dia kan tahu siapa aku, masa cemburu sih? apa
aku lebih seksi gitu?"
"Iyah bisa jadi." Jawaban tegas Ibang. Tuuuh kan,
terkadang punya body seksi itu membawa petaka buat yang lain.
"Semalam dia bilang lagi, aku boleh berteman dengan siapa
saja asal jangan sama kamu, Bi."
Iiiih.... Makin aneh saja. Mana bisa?? Usia pertemananan saya
dan Ibang itu bisa masuk usia golden memories.
Sesorean saya merenungi percakapan saya dan Ibang tadi. Jika
soal issue seksi dan masalah penampakan saya , banyak teman-teman Ibang yang
lebih seksi dan cantik dari saya (plisss atuh laaah...) jadi saya yakinkan
pasti bukan karena itu.
Saya tidak begitu akrab dengan Fatma, sepertinya dia memang
cenderung menjaga jarak dengan kami. Tetapi ketika hamil pertama dulu Fatma
tidak se-ekstrim itu sikapnya pada saya.
Setelah dipikir-pikir lagi, ini bukan soal Delcont, tetapi rasa. Rasa pertemananan yang terlalu dekat memang bisa berdampak. Saya sih, menyadari selama ini saya memang dekat dengan Ibang (dan Erik,
tentu saja). Mungkin ada beberapa sikap saya yang membuat Fatma kesal.
Apalagi dalam kondisi hamil, di mana hormon menguasai nalar.
Ah, saya saja kalau PMS kadang sensitifnya sampai tingkat dewa. Apalagi hamil,
tingkat kekacauan hormonnya luar biasa.
Ibang Sahabat kami, tapi sekarang status dia sudah punya istri
dan anak. Pasti berbeda, tidak seperti yang dulu. Meskipun hingga sekarang kami
merasa berumur (termasuk umur psikologis) seperti ketika pertama kali bertemu.
Mengeluarkan joke-joke yang sedikit sarkas, tertawa dengan keras, saling meledek.
Bertemu dengan mereka serasa kami mengidap sydrome
ABG forever.
Ya, sudah lah di delcont juga tidak apa-apa. Mungkin saya juga akan melakukan hal yang
sama. Ketika punya suami kelak. Terus hamil dan suami saya malah hahahihi sama
sahabatnya. Tentu saja saya ingin menimpuknya.
Tiba-tiba saja Ibang menelpon masih dengan perasaan bersalah,
"Bi, biar saja kalau kita tidak bisa BBM-an. Kan masih bisa Whatsapp-an,
line, apalah-apalah."
Hihihi, saya jadi merasa bego juga. Mengapa harus berprasangka
lain-lain karena kasus delcont ini. Masih ada whatsapp, telegraph. Kalau memang
butuh amat kan masih bisa sms, telpon. Kalau sial juga masih bisa ngirim utusan
Hansip kelurahan untuk mengirim pesan ke rumah keluarga besarnya.
Dua hari kemudian, Sebuah ajakan pertemanan masuk di BBM saya.
Dari Fatma.
Ini semacam jebakan batman, atau apa? Jika saya tolak
pasti ada aksi susulan. Jika saya iya kan... entah apa sih yang akan terjadi.
Mungkin "WORLD PEACE."
Ya, mungkin tidak ada pilihan lain lagi. Saya terima ajakannya.
Setelah saya iyakan, selang sepuluh menit kemudian Ibang yang
mengajak saya berteman kembali di BBM.
Setelah di iyakan, dia langsung memberikan pesan singkatnya.
"Ini atas perintah Fatma. Meski sudah di-delcont dia masih tetap kesal sama kamu. Dan memutuskan jadi teman
kamu."
"Hati-hati lho, nanti anaknya malah mirip dengan
aku."
"Oooooh tidaaaaaaaaaaaaaaaaak. Terima kasih," Saya tahu Ibang bersungguh-sungguh menuliskan pesan
terakhirnya itu.
Don't worry jika di-delcont. Hilang satu tumbuh dua, eh seribu.
Untung saya seumur-umur ga pernah pake BBM..jadi ga pernah ngerasain di-delcont :D. Tapi untunglah udah baikan lagi yaa..
BalasHapussering kali BBM menjadi biang kerusuhan.
HapusSaya pun lambat laun mulai mengurangi
Sepertinya kadar persabahabatan jika sudah menikah jd 'berbeda' yah. Harus ada yg dijaga; perasaan pasangan masing-masing:")
BalasHapusSetuju
HapusJangan sampai terjebak
Mesem-mesem pas baca bagian ini...
BalasHapus"Ya, saya kalah dalam urusan ketajiran maupun asmara. Tapi biarlah, orang sabar disayang Tuhan."
Aaah, itu aku banget hehe
Salam kenal, Mbak...
xixixiixixi
BalasHapusAku ada temannya :D
Salam kenal
Daku pun begitu dengan sahabatkuh dulu... setelah menikah ada banyak hal yang harus dijaga :)
BalasHapus:)
HapusWasap aja ngga kepegang.. apalagi bbm.. ngga kebeli.. hehe. Pake minyak tanah aja deh. Salam kenal Mba Bi :)
BalasHapusHaddduh ini telat banget si ekeuuh. Nyasar di khayangan heula ini teh. Ma'afkeun.
HapusSalam kenal juga Mbak Astrid.
Iya lebih aman jangan pake BBM. Pake BBG Aja, mursida
Baca ini masam mesem
BalasHapusPernah dicemburui sama pacar temen tapi skrg jadi lost kontak
Mudah-mudahan akhir nasibnya sama kaya kakak ya
Awww...
HapusHorror itu....
:D ha ha ha ha..SUKA!! aku sampe tuntas tas bacanya...lucu juga ya ada peristiwa delcont2 an begini...duuh semoga mbak Fatmanya ngajak ketemuan trus masak atau makan bareng gtu ;)
BalasHapusAku diundang ke Ultah anaknya Mbak. Setelah itu dia bombardir pake broadcast dagangan. Ya, disyukurin aja :'(
Hapushihihi
Peristiwa delcont yang cukup unik
BalasHapustapi lucu juga hehehe
persahabatan yang berubah setelah pada nikah hehehe
Yup...
HapusTapi semua ada fase-nya
Iya kan?
ga iya yah...
:-(
Hohohoow, saya udah berapa bulan ini gak berBBMan, Mbak. Males BBM Andro banyak iklannya sih.
BalasHapusDi delcont ama sahabat sendiri itu rasanya gmana ya Mbak? Mana gtu tiba2 ajak balik temanan plus ada mata2nya pula yaaa hihihih
Nah, itu... BBM itu seperti itu.
HapusBeruntung sekarang sering Error itu BBM. xixixixi